Oktober Ria

Perayaan ulang tahun anggota Casparian di bulan Oktober

BANBUSA 2013

Banding Budaya SMANSA 2013, cerita kami mengunjungi Yogyakarta

Serah Terima Jabatan MPK 2012/2013

Cerita Casparian dimulai hari ini

MPK CASPARIAN 2012/2013

Siap jadikan MPK lebih baik untuk kemajuan SMAN 1 Bogor

Alumni Gathering 2013

Bernostalgia, bersilaturahmi dengan MPK

28 Januari 2009

Persiapan STUBA

Meski sebenernya kita masih libur, tapi kita tetep ngadain kumpul buat ngebahas studi banding. Kamis, 8 Januari 2009, kita sepakat buat ke skolah, ngomongin persiapan kita buat stuba. Yah, meski nggak smua juga sih yang dateng. Ada yang lagi liburan bareng fams, ada yang sakit, dll deh. Yang penting dengan sekian orang yang udah dateng kita maksimalin ngebahas stuba. Tujuan, rencana acara kita, trus semua seksi dibicarain apa aja tugas”nya dan apa yang mesti dilakuin.


Di hari-hari selanjutnya, hampir setiap pertemuan kita ngebahas stuba. Di kumpul akbar, rabes, bahkan pas penyerahan sertifikat sama dems, atau kalo ketemu sering banget ngomongin hal-yang-demikian-itu.


Kemarin ini, tanggal 27 Januari 2009, kita ngadain survey ke tujuan stuba kita: SMAN 5 Bandung. Cuma beberapa orang aja yang ikut, dan katanya sih pihak di sana welcome banget, kita disambut dengan baik. Lagipula kita pake juga pake presentasi buat sekilas pengenalan SMAN 1 Bogor, MPK, dan Kegiatan Stuba kita, biar pihak sananya ngerti.


Insya Allah Studi Banding 2009 akan diadakan pada tanggal 10 Februari 2009, dengan tujuan SMAN 5 Bandung.


Semoga lancar dan sukses yaa! :):):)

Rabes Januari 09

Hari Sabtu telah diputuskan menjadi hari untuk kegiatan organisasi dan ekstrakulikuler. Dan kita, MPK, kebagian tempat untuk melangsungkan kegiatan di XII IPA 4 untuk hari Jumat pukul 12.45-15.15, dan di XI IPA 5 untuk hari Sabtu pukul 08.00-11.00.

Tanggal 24 Januari 2009, diadakan Rapat Besar di kelas XI IPA 5. Kegiatan ini sudah merupakan kegiatan rutin di MPK. Kebetulan hari itu juga lagi ada acara BALAPAN [Bajigur Plin Plan Peduli Masa Depan], jadi yah lumayan rame...

Nggak banyak yang dateng di rapat besar ini, abis kebanyakan pada nggak bisa ikutan, punya acara sendiri. Mungkin karena Sabtu kali ya, weekend gitu. Tapi kalau mau rabes di hari lain nggak bisa juga, cz kita dilarang buat ngadain kegiatan di hari belajar. Jadi yah, harus ngikutin aturan. Lagipula udah ditetapin juga kan Sabtu jadi hari organisasi+ekskul? Hehe...

Seperti biasa, ada laporan perkomisi. Trus ngebahas jarkom, jadwal kumpul fraksi, dll. Plus ngebahas juga yang namanya eS Te U Be A alias STUBA! Kita ngefokusin buat ntar gimana survey sih, jadi biar surveynya jelas dan bisa ngegali info sebanyak-banyaknya.

Beberapa saat kemudian, sang Ketum kita pun menutup rapat besar kali ini. ”Mari kita baca Hamdalah... Istighfar sebanyak-banyaknya”, ujarnya, ”Doa penutup majelis...” Lalu oriens pun ngikutin komandonya. Makasih ya semuanya... Dan...

HAPPY BIRTHDAY TO YOU

HAPPY BIRTHDAY TO YOU

HAPPY BIRTHDAY

HAPPY BIRTHDAY

HAPPY BIRTHDAY TO YOU

Selamat ulang tahun Puti, Hazmi, Fajar. Buat Nidya dan Joddy yang nggak dateng juga selamat ulang tahun yaaaa! Maaf perayaannya telat hehehe;D kita semua sayang kok sama kaliann... panjang umur yaa sehat selalu n sukses menggapai cita-cita okee....

Abis itu tiup lilin, potong kue, n dimakan dehh. Enak juga kuenya hahaha sekali lagi met ultah ya keluarga, always enjoy your life!!

PS: Buat manda congratulations yaa juara 3 euyy olimnya hehehe eniwei standnya paling mantep tuh diantara yang lain... GOOD JOB!!!

See you againn :)


Penyerahan Sertifikat untuk Demisioner

Beberapa hari sebelumnya kita udah ngurusin sertifikat buat dems di TU. Waktunya mepet juga sii, para demisioner udah nagih sertifikat, cz katanya sih mau dipake segera buat pmdk masuk perguruan tinggi. Jadi kita usahain biar bisa beres dan jadinya cepet.
Setelah sertifikat selesai dibuat, kita ngadain acara khusus buat penyerahannya. Pas 14 Januari 2009, sore kira” pukul 4 kita mulai acaranya. Pertama ada pembacaan ayat suci Al Quran oleh Fajar Sampeu terus dilanjutin sama sambutan dari Ketua Umum MPK 08/09, lalu Ketua Umum MPK 07/08.
Kemudian acara intinya yakni pembagian sertifikat dimulai. Nama para demisioner dipanggil satu persatu. Sertifikat pun diserahkan, plus kenang-kenangan buat para dems dari Oriens. Terus seperti biasaa, difoto duluuu :D
Abis itu acaranya ramah tamah. Kebetulan kita nyediain makanan [yang hasil patungan kita] buat bareng-bareng. Sebenernya mulai dari situ sih acara udah bebas, jadi ada yang makan, ada yang ngobrol”, ada yang maen”, ada yang foto”, dan juga ada yang ngebicarain stuba. T Lingga n T Husnul yang jadi narasumbernya. Banyak saran dari teteh-teteh itu buat acara Stuba kita. Alhamdulillah, makasih ya teh...
Anyways, as usual, kita berfoto bersama lagi :)
rame-rame cardio + oriens

Selamat berjuang ya kakak-kakak kami! Semoga berhasil dalam ujian dan masuk ke perguruan tinggi yang diinginkan. Good Luck

nonton laskar pelangi

Heyheyy baru nemu satu foto nihh... hehe siapa aja tuuuh yang ngerasa ada di foto? Hahahaha masih inget?? Waktu kita nonton laskar pelangi bareeng! Tanggal 25 September 2008 [haha hebat gw masih tau tanggalnya!] Hehe kalo ngga salah waktu itu tuh udah mulai libur dalam rangka menyambut lebaran, dan yang ikut nonton tuh ada Hazmi Isal Ida Deponk Haris Nnuy Chika Aldyra Dita Hafshah. Yang lain udah pada diajakin tapi ada yang ngga bisa, ada yang punya acara sendiri, ya gitu dehh jadi yang nonton yang bisa ajaa hehehe;p eniwei waktu itu rame n padet banget, maklum hari pertama gitu lho. Tapi alhamdulillah kita kebagian tempat duduk juga. Hmmm kapan” lagi yaaa hehe Love you all oriens...

26 Januari 2009

Sebuah surat dari IBU

Teman - teman semua ,, tolong di baca ya ,, dan tolong diaplikasikan , ga cuma sekarang, tapi juga sampai kita semua jadi "orang" .. sebuah surat yang dititipkan oleh seorang ibu untuk anaknya ...



bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum,

Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin…

Wahai anakku,

Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…

Wahai anakku!

Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku… 25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu grmbira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir… Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku… telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku… ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!

Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engakau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta’ala telah berfirman, “Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!” (QS. Ar Rahman: 60) Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta’ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi. Anakku… Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!

Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta’ala, sebagaimana dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!” (HR. Ahmad)

Anakku. Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau berkata: “Shalat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa, wahai Rasulullah?” Beliau berkata: “Berbakti kepada kedua orang tua”, dan aku berkata: “Kemudian, wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah”, lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun ‘alaih)

Wahai anakku!! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia,wahai Rasulullah?, “Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga”. (HR. Muslim)

Anakku… Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza’ min jinsil amal… “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam,

Ibumu


Sumber: Diketik ulang dari buku ‘Kutitip Surat Ini Untukmu’ karya Ustadz Armen Halim Naro, Lc rahimahullah

09 Januari 2009

DUFAN 050109

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh….

Ooooorieeeens apa kabar nih keluarga tersayaaang? Hahaha well then, sekarang saatnya cerita kita ke dufaaaan!

sampeu puti agam harish nunuy oki ieda uki aldyra dita sabila


First of all, kita udah ngerencanain dari beberapa hari sebelumnya buat ke dufan bareng. Kita udah ngubungin anak-anak, trus ngedata siapa aja yang mau ikutan. H-1 sih udah ada 18 orang yang mau ikut, tapi pas hari H-nya, satu-persatu orang berguguran alias nggak bisa ikutan gitu deh, yang pada akhirnya ternyata yang ikutan ke dufan dari oriens ada 11 orang, yaitu agam ida oki puti sampeu harish nunuy uki aldyra dita sabila. Perjalanan kami menggunakan dua mobil, mobil sampeu dan mobil oki. Jadi kita dipisah, yang di mobil oki khusus mengangkut para wanita dan mobil sampeu khusus mengangkut para pria. Di mobil oki ada oki aldyra ida sabila nunuy puti dita, dan di mobil sampeu ada agam sampeu harish uki, plus ada tambahan satu yaitu ebonk humas windmill yang mau liburan bareng dita-nya hahaha..

Di perjalanan? Yaaah biasa… talk much, tell a lot of stories :D

Sesampainya di ancol, kita beli tiket masuk, trus karena dufan pasti blom buka, makanya kita pergi ke pantai dulu :) di pantai, suasananya enaaak banget. Seneng rasanya, hehehe… Sama rombongan cowo-cowo kita bilang ke pantai aja dulu. Biar nunggu dufan buka, begitu. Pas disana, ada mang-mang yang nawarin, “Mas, mbak, naik perahu aja dulu. 5000 aja.” Denger gitu si puti langsung bilang ke kita, ”Eh murah lw teh. Naik aja yuuu...“ Trus si putinya beralih ngomong ke si mang-mang tadi, ”5000 sekali naik kan, mang?”

”Iya 5000 sekali naik mbak. Satu orang.”

HAHAHAHA ddoool dikirain si puti satu perahu disewa 5000 gitu... kalo gitu ya iya murah banget. Tp ya nggak mungkinlaaah satu perahu 5000, mana mungkin semurah itu hahahaha...

Sambil nunggu waktu berjalan , kita jalan menyusuri pantai. Kita juga sempet main di kapal-kapalan yang ada di daerah situ. Nggak lupa kita take photo again, as usual lah hehe...

pantai

Setelah itu kita bergegas menuju…. DUNIA FANTASI!!


Di sana kita liat harga tiket masuk dunia fantasi Rp 90.000. Kalau pake kartu BNI sih sebenernya bisa diskon 20% gitu, dan si nunuy bawa punya nyokapnya, tapi berhubung harus pake tandatangan gitu jadi nggak bisa deeeh :(

Pas mau ke pintu masuk dufan... ”Eh sini semua tiket di gw aja sini,” kata puti. ”Oh iya bener kasian nanti si puti nggak bisa masuk semua laggi,” someone said. ”Ah iya nih, ada puti jadi boros juga ya,” kata yang lain lagi. ”Tajir kali si puti mah, beli 13 tiket buat masuk.” HAHAHAHA again and again ya put, jangan bosen diginiin terus;p kita semua sayang puti kooook:)

Di dufan, kita pertama dihadapkan oleh wahana kuda-kudaan. Tapi kita nggakmau naik itu. Jadiii, sesuai kesepakatan, pertama kali kita ke wahana: KORA-KORA


SATU: KORA-KORA

Kita ngantri sih, tapi nggak lama banget. Hari itu orang yang dateng nggak rame soalnya. Maklum, anak-anak jakarta udah pada masuk sekolah. Kora-kora emang wahana yang paling ”mengasyikkan” sebagai wahana pembuka. Seperti kata puti, ”Eh gila ini perut gw dipermainkan sama kora-kora.” Hahaha bayangkan, kita di ayun-ayun 90 derajat ke depan dan ke belakang, berkali-kali, gimana nggak bikin mual. Apalagi yang paling ujung pasti menukik sekali. Ada mualnya, ada seremnya. Kita sempet ngulang sampe 3x naik kora-kora lho, gara-gara antriannya dikit. Hehe jadi kita naik lagi deeeeh :)


DUA: KICIR-KICIR

Setelah naik kora-kora, kita naik Kicir-kicir. Waktu itu mantep banget. Kita ngeliat dari luar kayak nggak ada antrian. Jadi kita masuk. Dan ternyata emang bener [yah walaupun kita ngantri juga sih satu kali]. Tapi enak, jadi kita nggak bosen dan cape nunggu antrian. Pas kicir-kicir sudah mengangkasa, si nunuy teriak. Edan itu lebay banget, haha tau kaann nunuy kalau teriak kaya gimana:D heboh amat dah tuh orang hehehe... Kicir-kicir emang enak sih cz ada bantalannya, tapi pusing juga cz kita diputer ke segala arah. Udah gak tau deh yang mana atas mana bawah hahaha



TIGA: NIAGARA

Karena satu perahu nggak cukup buat semua, jadi kita dipisah. Kita pake 3 perahu aja pokoknya. Pertama ada oki nunuy puti sampeu, kedua ada uki aldyra ida sabila, ketiga ada agam dita ebonk harish. Kita emang udah pada tau sih bakal basah-basahan dan kita udah ngerencanain sengaja kita naik wahana ini dulu biar nanti bisa kering lagi, hehehe;p








EMPAT: HALILINTAR

Kita ngantri, dan kita dapet satu kereta bareng. Deg”an juga sih, tapi ya penasaran juga. Hahaha ya setelah kereta dijalankan banyak pada yang teriak. Apalagi pas udah nukik mau turun. Kita muter 360 derajat pake itu kereta, dimiringin, dll dah. Tapi yang kurang enak dari halilintar ini agak bikin kita sakit, entah kepala yang kejeduk-jeduk, tangan pegel, atau posisi duduk yang nggak pewe gitu-gitu deeeh... haha udah tuh ya ternyata kita Cuma play satu kali aja dan nggak kaya biasanya yang satu play dua kali muter.




LIMA: ARUNG JERAM

Asooooooy banget X) ngantri nggak panjang, cepet, enak deeeh... kita dibagi dua grup lagi karena nggak cukup semua. Foto di atas itu yang rombongan pertama, lagi pada masang seat belt gitu. Naik arung jeram mantep banget dahh! Seru paraaaah! Gelombang-gelombang yang bikin kapal kita muter-muter nggak jelas plus nggak bisa diprediksi deh, kita nggak tau siapa yang bakal kena basah :P







ENAM: PONTANG-PANTING

Hhhhhh.... yang namanya ini wahana gelo amat. Bikin orang yang duduk di pojok luar kegencet mulu XP gaya yang dilakukan putaran mesin ini ngebuat kita ”kelempar” ke arah luar. Jadi alhasil yang duduk di luar pasti kegencet. Susah buat ngedorong badan kita sendiri biar duduk normal, usaha yang kita lakukan nggak sebanding sama gaya “lempar” tadi. Hahaha makanya, peringatan, kalau naik pontang-panting jangan ngambil posisi duduk yang diluar, nanti kegencet temennya deh hehehe





TUJUH: TORNADO

aaaaaa! Wahana yang paling mantep. Yang ngebikin kita udah kayak sate panggang :P abis ya emang gitu kan, secara, kita bersama teman-teman yang lain duduk barengan berderet gitu, dimiringin, dibolak balik berkali-kali kayak sate! Hahaha tapi oriens nggak bisa ikut semua, ada satu orang yang nggak bisa ikutan, yaitu harish. Jadi dia yang mem-video-kan kita deeeeh ;D







DELAPAN: MUSHOLA DAN MC DONALD

Karena sudah masuk waktu zuhur, sebagai muslim yang baik kita nggak lupa shalat dulu di mushola. Sempet bermasalah tuh sama air wudu’nya, cz kecil gitu aliran airnya. Abis wudu’, kita shalat, dan bersiap-siap melakukan aktifitas selanjutnya. Karena hari sudah siang, serta perut kami yang udah pada laperr, kami pergi ke mcdonald. Makan mengisi kekosongan perut saat itu. Ngantri laaaaaammma banget! Tapi kita tetep sabarr :) pas semuanya udah makan, kita ngobrol-ngobrol dulu, sambil nungguin makanan turun dulu, biar nanti bisa main lagi hehe...



SEMBILAN: STAR WARS

Nggak ada antrian! Kita langsung masuk! Haha :D akan tetapi, nggak ada acara yang kita ngedengerin robot ngomong gitu, jadi aga garing juga sih... dan di dalemnya kita tetep masih ada antrian buat nungguin kendaraan perang kita! Yang kasian, sang ketum kita mesin penghitung tembakan musuhnya mati! Wah jadi nggak ketauan deh seberapa hebatnya dia. Akan tetapi dia ngeles. Pas udah selesai, dia bilang, ”Ah sial mesin penghitungnya mati. Padahal udah banyak punya gw teh...” hahahaha ada-ada aja ketum kami ;p










SEPULUH: ONTANG-ANTING

Wahana yang ini ngantri juga sih. Kayak biasa, ini seperti ayunan tapi muter-muter. Beberapa menit permainan dilangsungkan, setelah itu kita turun, udahan trus keluar wahana.











SEBELAS: OMBANG-OMBANG

Tadinya kita ngeliat antrian dikit, jadi kita ngambil posisi sendiri-sendiri semua. Eeeh ternyata ada yang dateng, jadi kita diminta petugasnya buat duduk berdua-berdua. Ahahahaha yaudah nggakapa deh mbaaak :) wahana ini bikin pusing juga sih, abis diputer trus naik turun gitu, ya sesuai namanaya kita di ombang-ombang kan....








DUABELAS: ISTANA BONEKA

Kita ngantri, terus naik kereta. Yang lucunya yah, pas kita udah pada masuk, tinggalah si ebong dan dita belum naik kereta. Lalu si mas-mas petugasnya berkata, ”aaahh ini ada request-an ini... baru sampe request-annya hihihi...” nah loh kan pertamanya kita pada nggak nyadar apaan, trus pas dita mau melangkah masuk eeeh kereta kita dijalanin. Tinggallah mereka berdua. ”yang pasangan mah kereta sendiri yaa...” kata mas-masnya lagi. Hahahaha aduh mas... tengil juga ya si mas ini ;p dan jadinya kita pisah deh sama mereka berdua. Dadaaaahhhh :DD










TIGA BELAS: TORNADO AGAIN! 2nd and 3rd!

Masih ada waktu. Kita ke wahana yang paling baru dan paling dicari-cari: TORNADO. Kebetulan antriannya dikit banget. Jadi kita nunggu nggak lama. Ini adalah kedua kalinya kita naik tornado, tapi nggak semuanya bisa ikutan juga. Yang kedua ini serulah, lumayan, kita udah agak “kebal” cz sebelumnya udah naik. Nah, pas ditanya mas petugasnya, “Mau lagi nggaaaaak?!” Anak-anak oriens udah pada bilang, “Mau mas! Lagi! Lagi!” sambil ngacungin jempol tangan. “Aaaa tapi maaf, permainan tidak bisa dilanjutin lagi karena ada yang me-na-ngis. Satu gugur, gugur se-mu-a-nya...” masnya ngeledekin kita. Hmmm yaudah nggak apa deh mas. Nah trus kita turun, ngeliat antrian sepi kita bilang, “Mas boleh naik lagi nggak?” “Sebentar ya, didahulukan yang antrian dulu...” jawab petugasnya. Pas udah nggak ada antrian, ternyata masih banyak bangku yang kosong, yaudaaaah kita tancaaaaap naik lagi! Hehehe ;D Tapi yang kali ini tuh lebih gila! Mungkin karena udah penghabisan kali ya, udah mau jam 6 juga, jadi udah mau ditutup wahananya.

Play Satu

Setelah pengaman dilekatkan, kita diangkat ke atas. Dibolakbalik 3 puteran, dimiringin, posisi kepala kita dibawah, kaki di atas, dll. Semua pada teriak! Hahaha abis selesai itu kita diturunin ke bawah.

Play Dua

Pas ditanya petugasnya, “Mau lagi nggaaaaak?!” “Laagi! Laagi!” kata oriens barengan. “Oke kita lanjutkaaaaaaan....!” dan kita pun dinaikkan kembali ke atas. Diputerputer kayak sate lagi, tiga kali.

Play Tiga

”Gimana masih kuaaat?” ”Masih mas! Lanjut lagii!” dan kita pun dikeataskan lagi. Dibolak balik empat kali. Abis itu kita diturunin lagi.

Play Empat

”Lanjut lagi nggaaaak? Masih pada kuat?” ”Iya mas! Lagiiii!” akhirnya kita kembali ke atas lagi. Dibolak-balik kayak sate empat kali lagi. Huaaaahhh seruuuuu ;D


Setelah itu udah nggak ada lagi permainan. Kita udahan tornado, kumpul lagi. Tadinya kita mau ke extreme log atau kuda-kudaan, tapi udah pada tutup. Yaudah, kita menuju pintu keluar.

udah pada cape yaaa? haha @wahana kuda-kudaan


Alhamdulillah, liburan yang menyenangkan yaa. Kapan-kapan kita main bareng lagi ya orienss n ikutan lagi semuanyaaa:)


Loveyouall oriens....